Kecantikan seorang remaja putri bukan hanya
kecantikan fisik semata. Kecantikan bagi seorang muslimah jauh
melampaui hanya sekedar pemanpilan kulit luar saja. Remaja putri atau
muslimah akan jauh lebih menarik ketika ia mampu memaksimalkan
kecantikan perilaku, kecerdasan, kematangan emosional dan spiritualnya.
Dan dalam mengekspresikan kecantikanpun beliau memiliki trik khusus agar
tetap syar’I
Memiliki dimensi kesalihan, kecerdasan, produktivitas dalam makna luas,
begitulah ibu Diana Abbas Thalib, dr, MARS, menjabarkan kriteria
seorang muslimah ideal. Menurut isteri ketua MPR RI ini Muslimah ideal
seharusnya adalah sosok muslimah yang Wonderful.
Saat ini banyak sekali fenomena dimana remaja putri begitu jauh dari figur muslimah yang ideal. Dalam kehidupan masyarakat kita perkelahian di lingkungan umum kini sudah tak hanya dilakukan oleh remaja laki-laki, namun juga dilakukan oleh reamaja putri seperti gank NERO hingga sampai pada kebiasaan remaja putri yang sudah tidak canggung lagi dalam berpakaian yang memperlihatkan aurat. ibu Diana Abbas Thalib, dr, MARS berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya adalah suatu hal yang apat dipandang dari sisi lain sebagai sebuah “potensi alami” , namun tersalurkan dengan cara yang belum benar.
Tak dipungkiri bahwa setiap manusia memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berkompetisi, karena menurut dokter sukses ini setiap manusia memiliki adrenalin yang membuat manusia menjadi tangguh. Namun menurut wanita lembut pimpinan RS Bunda Aliyah ini, kekuatan tersebut akan lebih bagus lagi jika disalurkan kepada kompetisi yang positif, bukan pada perkelahian atau perilaku yang jauh dari nilai-nilai islam. Karena wanita-wanita disekitar Rasululah yang sepatutnya kita teladani, telah memberikan contoh yang sangat baik dalam hal ini, para isteri rasululah dan para shohabiyah adalah cermin terbaik bagi kita untu belajar memaksimalkan kemampuan berkompetisi dalam kebaikan, baik itu dari sisi berperilaku, kecerdasan, kemandirian dan kesholihan.
Ibu Diana Abbas Thalib, dr, MARS juga mengungkapkan bahwa setiap remaja putri memiliki potensi kecantikan dan cenderung untuk menampilkan kecantikan nya. Hanya saja bagi ibu Diana; kencantikan seorang remaja putri bukan hanya kecantikan fisik semata. Kecantikan bagi seorang muslimah jauh melampaui hanya sekedar pemanpilan kulit luar saja. Remaja putri atau muslimah akan jauh lebih menarik ketika ia mampu memaksimalkan kecantikan perilaku, kecerdasan, kematangan emosional dan spiritualnya. Dan dalam mengekspresikan kecantikanpun beliau memiliki trik khusus agar tetap syar’I, bagi beliau muslimah sangat boleh menojolkan sisi kecantikannya, namun pada tempat dan orang yang tepat, seperti didalam rumah dihadapan suaminya.
“dirumah, saya punya penampilan yang berbeda, keinginan saya untuk menonjolkan kecantikan yang ada saya salurkan, tapi ditempat dan pada orang yang benar”.
Masa remaja adalah fase yang sangat lentur sekali untuk mengalami proses pembentukan. Beliau berharap pada organisasi – organisasi kepemudaan dan remaja masjid untuk mampu memberikan wacana, wawasan serta ikut mengarahkan dan memberikan masukan kepada para remaja untuk bisa mengopimalkan kompetensi remaja. Beliau berharap pada JPRMI untuk bisa mengantarkan remaja pada kapasitas yang optimal dan multi kompetensi baik dibidang seni dan estetika, sains, olahraga, bisnis, dan kompetisi lainnya. Karena multi kompetensi Allah karuniakan pada semua mahluknya, sebagai mana yang Allah karuniakan pada Rasulullah SAW , hanya tinggal bagaimana kita mengembangkannya.
Beliau juga menyayangkan bahwa saat ini kebanyak remaja masih belum menjalani masa remaja nya dengan visioner,masih banyak yang belum benar-benar menghargai waktu dan belum concern dengan kecerdasan emosional dan spiritualnya. Sedangkan kesuksesan seseorang sekitar 80% sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosional.
Saat ini kebanyakan remaja mencita-citakan hal-hal yang gampang,masih sangat jarang remaja kita yang terpikir untuk menjadi seorang expert, padahal dunia yang sudah mengalami globalisasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan siap bersaing. Sehingga beliau berharap pada organisasi – organisasi kepemudan dan remaja masjid agar mampu membuka wawasan para remaja.
“saat ini kebanyakan remaja bercita-cita menjadi presenter dan PR(Public Relation). Mana yang ada bercita-cita menjadi insinyur tambang, arkeolog ….” Ujar beliau.
Saat dimintai pendapat mengenai aktivitas berbasis masjid, beliau menilai masjid masih didominasi oleh kaum laki-laki serta orang tua, dan muslimah masih enggan untuk ke masjid padahal peran masjid harusnya bisa lebih maksimal. jika sasaran dari organisasi – organisasi kepemudan dan remaja masjid adalah untuk meningkatkan kualitas remaja maka hendaknya masjid –masjid yang ada bisa dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi lebih menarik bagi remaja, konsep masjid GAUL namun SYAR’I menurut beliau adalah konsep yang tepat untuk dapat menarik minat remaja untuk kembali kemasjid.
Dan ibu Diana berpesan kepada seluruh muslimah, khususnya remaja putri, bahwa muslimah harus punya acuan, dimana acuan kita bukanlah artis dan tokoh –tokoh yang bukan seperti yang di amanatkan oleh agama kita. namun remaja putri hendaklah mengikuti jejak kesuksesan wanita-wanita muslimah yang memang patut untuk teladani seperti isteri, anak dan sahabat Rasulullah SAW. Muslimah juga seharusnya mampu untuk menghargai waktu dan tangguh dalam segala hal.
Saat ini banyak sekali fenomena dimana remaja putri begitu jauh dari figur muslimah yang ideal. Dalam kehidupan masyarakat kita perkelahian di lingkungan umum kini sudah tak hanya dilakukan oleh remaja laki-laki, namun juga dilakukan oleh reamaja putri seperti gank NERO hingga sampai pada kebiasaan remaja putri yang sudah tidak canggung lagi dalam berpakaian yang memperlihatkan aurat. ibu Diana Abbas Thalib, dr, MARS berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya adalah suatu hal yang apat dipandang dari sisi lain sebagai sebuah “potensi alami” , namun tersalurkan dengan cara yang belum benar.
Tak dipungkiri bahwa setiap manusia memiliki kekuatan dan kemampuan untuk berkompetisi, karena menurut dokter sukses ini setiap manusia memiliki adrenalin yang membuat manusia menjadi tangguh. Namun menurut wanita lembut pimpinan RS Bunda Aliyah ini, kekuatan tersebut akan lebih bagus lagi jika disalurkan kepada kompetisi yang positif, bukan pada perkelahian atau perilaku yang jauh dari nilai-nilai islam. Karena wanita-wanita disekitar Rasululah yang sepatutnya kita teladani, telah memberikan contoh yang sangat baik dalam hal ini, para isteri rasululah dan para shohabiyah adalah cermin terbaik bagi kita untu belajar memaksimalkan kemampuan berkompetisi dalam kebaikan, baik itu dari sisi berperilaku, kecerdasan, kemandirian dan kesholihan.
Ibu Diana Abbas Thalib, dr, MARS juga mengungkapkan bahwa setiap remaja putri memiliki potensi kecantikan dan cenderung untuk menampilkan kecantikan nya. Hanya saja bagi ibu Diana; kencantikan seorang remaja putri bukan hanya kecantikan fisik semata. Kecantikan bagi seorang muslimah jauh melampaui hanya sekedar pemanpilan kulit luar saja. Remaja putri atau muslimah akan jauh lebih menarik ketika ia mampu memaksimalkan kecantikan perilaku, kecerdasan, kematangan emosional dan spiritualnya. Dan dalam mengekspresikan kecantikanpun beliau memiliki trik khusus agar tetap syar’I, bagi beliau muslimah sangat boleh menojolkan sisi kecantikannya, namun pada tempat dan orang yang tepat, seperti didalam rumah dihadapan suaminya.
“dirumah, saya punya penampilan yang berbeda, keinginan saya untuk menonjolkan kecantikan yang ada saya salurkan, tapi ditempat dan pada orang yang benar”.
Masa remaja adalah fase yang sangat lentur sekali untuk mengalami proses pembentukan. Beliau berharap pada organisasi – organisasi kepemudaan dan remaja masjid untuk mampu memberikan wacana, wawasan serta ikut mengarahkan dan memberikan masukan kepada para remaja untuk bisa mengopimalkan kompetensi remaja. Beliau berharap pada JPRMI untuk bisa mengantarkan remaja pada kapasitas yang optimal dan multi kompetensi baik dibidang seni dan estetika, sains, olahraga, bisnis, dan kompetisi lainnya. Karena multi kompetensi Allah karuniakan pada semua mahluknya, sebagai mana yang Allah karuniakan pada Rasulullah SAW , hanya tinggal bagaimana kita mengembangkannya.
Beliau juga menyayangkan bahwa saat ini kebanyak remaja masih belum menjalani masa remaja nya dengan visioner,masih banyak yang belum benar-benar menghargai waktu dan belum concern dengan kecerdasan emosional dan spiritualnya. Sedangkan kesuksesan seseorang sekitar 80% sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosional.
Saat ini kebanyakan remaja mencita-citakan hal-hal yang gampang,masih sangat jarang remaja kita yang terpikir untuk menjadi seorang expert, padahal dunia yang sudah mengalami globalisasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan siap bersaing. Sehingga beliau berharap pada organisasi – organisasi kepemudan dan remaja masjid agar mampu membuka wawasan para remaja.
“saat ini kebanyakan remaja bercita-cita menjadi presenter dan PR(Public Relation). Mana yang ada bercita-cita menjadi insinyur tambang, arkeolog ….” Ujar beliau.
Saat dimintai pendapat mengenai aktivitas berbasis masjid, beliau menilai masjid masih didominasi oleh kaum laki-laki serta orang tua, dan muslimah masih enggan untuk ke masjid padahal peran masjid harusnya bisa lebih maksimal. jika sasaran dari organisasi – organisasi kepemudan dan remaja masjid adalah untuk meningkatkan kualitas remaja maka hendaknya masjid –masjid yang ada bisa dikelola sedemikian rupa sehingga menjadi lebih menarik bagi remaja, konsep masjid GAUL namun SYAR’I menurut beliau adalah konsep yang tepat untuk dapat menarik minat remaja untuk kembali kemasjid.
Dan ibu Diana berpesan kepada seluruh muslimah, khususnya remaja putri, bahwa muslimah harus punya acuan, dimana acuan kita bukanlah artis dan tokoh –tokoh yang bukan seperti yang di amanatkan oleh agama kita. namun remaja putri hendaklah mengikuti jejak kesuksesan wanita-wanita muslimah yang memang patut untuk teladani seperti isteri, anak dan sahabat Rasulullah SAW. Muslimah juga seharusnya mampu untuk menghargai waktu dan tangguh dalam segala hal.
Adapted from: http://www.jprmi.or.id/
Partisipasi dan amal jariyah dalam perluasan dan pembangunan masjidil
BalasHapusharam dan masjid Nabawi
1. Niat Ibadah ( dari Allah,Karena Allah dan untuk Allah)
2. Membawa beberapa batu kerikil kecil yang Haq dari tanah air
3. Point no 2 dapat dibawa sendiri/ dititipkan kepada Jamaah yang akan
berangkat Umroh dan Haji
4. Batu kerikil diletakkan diarea yg sedang dibangun/di Cor semen
5. Atau dititipkan kepada pekerja pembangunan agar diletakkan ditempat
tersebut
6. Mudah-mudahan Allah Ridho dengan apa yang kita kerjakan
* Umumnya waqaf qur'an
* Tidak ada kotak amal di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
* Mungkin Batu kerikil tidak berarti untuk sebagian orang,akan tetapi
jika diletakkan di kedua Masjid tersebut,paling tidak batu kerikil ini
akan menjadi bagian terkecil dari bangunan tersebut.
* Moment Perluasan dan Pembangunan Masjidil haram dan Masjid Nabawi